Logo

Perpustakaan Pusat LAN RI

Gedung Makarti Bhakti Nagarti, Lantai 1. Jl. Administrasi II No.24 9, RT.9/RW.9, Bend. Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10210

Detail Katalog

ID: 191
Cover Syukur tiada akhir jejak langkah Jakob Oetama / St. Sularto

Syukur tiada akhir jejak langkah Jakob Oetama / St. Sularto

Edisi: Cet.1

Pengarang:
Sularto, ST
Penerbit:
Kompas Media,
Tempat Terbit:
Jakarta :
Tahun Terbit:
2011
Bahasa:
ind
Subjek
Oto Biografi
Deskripsi Fisik:
xii, 659 hlm. : ilus ; 23 cm
ISBN:
9789797096014
Nomor Panggil:
900 Sul s
Control Number:
INLIS000000000000185
BIB ID:
0010-0718000185
Catatan
Perjalanan Harian Kompas--- yang terbit pertama tanggal 28 Juni 1965 dan didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama---tak bisa lepas dari tiga titik balik yang menentukan. Pertama Keputusan Jakob Oetama siap memikul tanggung kawab menandatangani surat permintaan maaf, dini hari 5 Februari 1978. Kedua, keputusan Jakob Oetama memilih profesi jurnalistik sebagai panggilan hidup. Ketiga, kepergian P.K. Ojong yang mendadak tanggal 31 Mei 1980, padahal selama ini urusan bisnis menjadi tanggung jawabnya, sementara urusan redaksi tanggung jawab Jakob Oetama.Apa yang bakal terjadi andaikan Jakob Oetama tidak mengambil alih tanggung jawab? Kompas mungkin akan tinggal nama, menjadi salah satu fosil korban pemberedelan. Andai Jakob Oetama menjadi dosen dan dikirim mengambil program Doktor di Universitas Leuven, Belgia atau University of Columbia, AS seperti yang dijanjikan, mungkin tidak akan lahir koran dengan terobosan-terobosan mencerahkan, yang merupakan bagian dari usaha survival-nya dibawah pemerintahan represif Soeharto. Banyak pengandaian yang lain, yang jelas sekian suku usaha tumbuh dan berkembang dibawah nama Jakob Oetama, sosk sederhana yang lebihsenang disebut wartawan daripada pengusaha; yang selalu menyebut keberhasilan Kompas adalah berkat kerja keras, sinerji, dan karena diberkati Allah. Seolah-olah semua terjadi secara kebetulan, tetappi sebenarnya semua terjadi berkat penyelenggaraan Allah (providentia dei). Un journal c'est un monsieur, koran itu bersosok. Begitu pula sebaliknya. Deus, gratias agimus tibi. Tuhan, kami bersyukur pada-Mu.
Status
Tersedia di OPAC Bibliografi Nasional Indonesia Karya Tulis Ilmiah Nasional
Informasi Eksemplar & Metadata
Nomor Barcode Nomor Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
B1901407 920 Sul s Dapat dipinjam My Library Tersedia
B1901408 920 Sul s Dapat dipinjam My Library Tersedia
Format MARC21 - Total 23 field
Tag Ind1 Ind2 Nilai Urutan
001 _ _ INLIS000000000000185 1
005 _ _ 20190422015526 2
035 # # $a 0010-0718000185 3
008 _ _ 190422################g##########0#ind## 4
020 # # $a 9789797096014 5
041 _ _ $a id 6
082 # # $a 900 7
090 _ _ $a 920 Sul s 8
100 _ # $a Sularto, ST 9
245 1 # $a Syukur tiada akhir jejak langkah Jakob Oetama /$c St. Sularto 10
250 # # $a Cet.1 11
260 # # $a Jakarta :$b Kompas Media,$c 2011 12
300 # # $a xii, 659 hlm. : $b ilus ; $c 23 cm 13
650 _ # $a Oto Biografi 14
084 # # $a 900 Sul s 15
520 # # $a Perjalanan Harian Kompas--- yang terbit pertama tanggal 28 Juni 1965 dan didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama---tak bisa lepas dari tiga titik balik yang menentukan. Pertama Keputusan Jakob Oetama siap memikul tanggung kawab menandatangani surat permintaan maaf, dini hari 5 Februari 1978. Kedua, keputusan Jakob Oetama memilih profesi jurnalistik sebagai panggilan hidup. Ketiga, kepergian P.K. Ojong yang mendadak tanggal 31 Mei 1980, padahal selama ini urusan bisnis menjadi tanggung jawabnya, sementara urusan redaksi tanggung jawab Jakob Oetama.Apa yang bakal terjadi andaikan Jakob Oetama tidak mengambil alih tanggung jawab? Kompas mungkin akan tinggal nama, menjadi salah satu fosil korban pemberedelan. Andai Jakob Oetama menjadi dosen dan dikirim mengambil program Doktor di Universitas Leuven, Belgia atau University of Columbia, AS seperti yang dijanjikan, mungkin tidak akan lahir koran dengan terobosan-terobosan mencerahkan, yang merupakan bagian dari usaha survival-nya dibawah pemerintahan represif Soeharto. Banyak pengandaian yang lain, yang jelas sekian suku usaha tumbuh dan berkembang dibawah nama Jakob Oetama, sosk sederhana yang lebihsenang disebut wartawan daripada pengusaha; yang selalu menyebut keberhasilan Kompas adalah berkat kerja keras, sinerji, dan karena diberkati Allah. Seolah-olah semua terjadi secara kebetulan, tetappi sebenarnya semua terjadi berkat penyelenggaraan Allah (providentia dei). Un journal c'est un monsieur, koran itu bersosok. Begitu pula sebaliknya. Deus, gratias agimus tibi. Tuhan, kami bersyukur pada-Mu. 16
856 # # $a Perpustakaan Lembaga Administrasi Negara 17
990 # # $a 141217154 18
990 # # $a 141217153 19
990 # # $a 141217154 20
990 # # $a 141217153 21
990 # # $a 141217153 22
990 # # $a 141217154 23
Penjelasan Field MARC21:
  • 001: Control Number
  • 005: Date and Time of Latest Transaction
  • 020: ISBN
  • 100: Main Entry - Personal Name
  • 245: Title Statement
  • 250: Edition Statement
  • 260: Publication Information
  • 300: Physical Description
  • 650: Subject
  • 700: Added Entry - Personal Name
Informasi Katalog

Ditambahkan: 14 Jan 2015
Disetujui OPAC: 14 Jan 2015
Export