Detail Katalog
ID: 5152
Strategi pemantapan sumber-sumber pendapatan daerah melaluii pengembangan komoditas non-migas di Kalimantan / Meiliana
Pengarang:
Tr Widodo W Utomo ; Siti Zakiyah
Tr Widodo W Utomo ; Siti Zakiyah
Penerbit:
Lembaga Administrasi Negara,
Lembaga Administrasi Negara,
Tempat Terbit:
Samarinda :
Samarinda :
Tahun Terbit:
2006
2006
Subjek
Pendapatan daerah - ekonomi
Deskripsi Fisik:
xiv, 100 hlm. : ilus ; 21 cm.
xiv, 100 hlm. : ilus ; 21 cm.
ISBN:
9791176043
9791176043
Nomor Panggil:
R 352.735 983 072 LEM
R 352.735 983 072 LEM
Control Number:
INLIS000000000004961
INLIS000000000004961
BIB ID:
0010-0319000151
0010-0319000151
Catatan
Kalimantan merupakan wilayah yangbkaya akan potensi sumber daya alam. Kekayaan alam yang melimpah ini bahkan telah dieksploitasi oleh beberapa pihak. Bahkan dengan adanya otonomi daerah dimana kewenangan daerah dalam mengelola daerahnya semakin besar kadangkala pemerintah daerah berupaya meningkatkan penerimaannya dengan melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dimiliki, terutama hutan dan migas (minyak dan gas bumi). Ketergantungan pemerintah daerah terhadap kehutanan dan migas perlu dikurangi, terutama migas yang diketahui sebagai sumber daya alam yang non renewable, sedangkan hutan (dalam hal ini kayu) tentunya harus memperhatikan aspek kelestarian dan keselamatan lingkungan.
Besarnya nilai yang didapatkan pada Dana Perimbangan terutama dari Bagi Hasil Bukan Pajak SDA migas menyebabkan pemerintah daerah lebih mengoptimalkan pembangunan sektor ini. Sementara pos Pendapatan Asli Daerah nilainya sangat kecil bahkan kurang dari sepuluh (10) persen untuk pembiayaan daerah. Upaya-upaya peningkatan PAD telah dilakukan namun lebih kepada kuantitas pajak dan retribusi yang berimbas pada pembebanan masyarakat sehingga oleh Mendagri telah diterbitkan beberapa Perda yang dianggap tidak sesuai. Upaya lain yang telah dilaksanakan oleh beberapa Pemerintah daerah dan dianggap cukup tepat adalah pemberian insentif misalnya dengan tax holiday, dan semacamnya yang diharapkan mampu memancing investasi, sehingga dalam jangka panjangnya dapat dirasakan hasilnya.
Penggalian sektor-sektor ekonomi yang potensial yang dapat menjadi prioritas serta berupaya mencari daya dukung dan mengatasi kendala yang ada, di masing-masing daerah perlu dilakukan agar proses pembangunan daerah dapat terlaksana dengan optimal. Dengan menggunakan penggabungan dari analisis Location Quotient (LQ) yang menunjukkan basis tidaknya suatu sektor di suatu daerah dengan analisis Shift-Share maka didapat prioritas pembangunan. Hal penentuan lokasi ini bertujuan agar efisiensi kegiatan ekonomi dapat lebih dimaksimumkan. Comparative advantage daerah diupayakan untuk menjadi competitive advantage yang menimbulkan kemandirian daerah dalam membangun daerah dengan pengoptimalan potensi daerah yang sustainable.
Tarakan sebagai kota pulau yang dimiliki posisi strategis berdekatan dengan negeri jiran tentunya potensial dalam pengembangan sektor-sektor non migas, terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa.
Besarnya nilai yang didapatkan pada Dana Perimbangan terutama dari Bagi Hasil Bukan Pajak SDA migas menyebabkan pemerintah daerah lebih mengoptimalkan pembangunan sektor ini. Sementara pos Pendapatan Asli Daerah nilainya sangat kecil bahkan kurang dari sepuluh (10) persen untuk pembiayaan daerah. Upaya-upaya peningkatan PAD telah dilakukan namun lebih kepada kuantitas pajak dan retribusi yang berimbas pada pembebanan masyarakat sehingga oleh Mendagri telah diterbitkan beberapa Perda yang dianggap tidak sesuai. Upaya lain yang telah dilaksanakan oleh beberapa Pemerintah daerah dan dianggap cukup tepat adalah pemberian insentif misalnya dengan tax holiday, dan semacamnya yang diharapkan mampu memancing investasi, sehingga dalam jangka panjangnya dapat dirasakan hasilnya.
Penggalian sektor-sektor ekonomi yang potensial yang dapat menjadi prioritas serta berupaya mencari daya dukung dan mengatasi kendala yang ada, di masing-masing daerah perlu dilakukan agar proses pembangunan daerah dapat terlaksana dengan optimal. Dengan menggunakan penggabungan dari analisis Location Quotient (LQ) yang menunjukkan basis tidaknya suatu sektor di suatu daerah dengan analisis Shift-Share maka didapat prioritas pembangunan. Hal penentuan lokasi ini bertujuan agar efisiensi kegiatan ekonomi dapat lebih dimaksimumkan. Comparative advantage daerah diupayakan untuk menjadi competitive advantage yang menimbulkan kemandirian daerah dalam membangun daerah dengan pengoptimalan potensi daerah yang sustainable.
Tarakan sebagai kota pulau yang dimiliki posisi strategis berdekatan dengan negeri jiran tentunya potensial dalam pengembangan sektor-sektor non migas, terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa.
Status
Tersedia di OPAC
Bibliografi Nasional Indonesia
Karya Tulis Ilmiah Nasional
Informasi Eksemplar & Metadata
Nomor Barcode | Nomor Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
B1901069 |
R 352.735 983 072 LEM |
Baca di tempat | Perpustakaan LAN Jakarta | Tersedia |
Aksi Cepat
Informasi Katalog
Ditambahkan: 14 Mar 2019