Perpustakaan Pusat LAN RI

Islam

Pudarnya harapan terhadap political society ternyata juga diikuti oleh kemandulan economic society. Kedua institusi itu menampilkan wajah suram dalam membangun demokrasi di negeri ini. Padahal economic society sering dipandang sebagai kekuatan yang mampu mendorong proses demokratisasi. Terdapat konseptualisasi tentang kelas menengah sebagai fondasi untuk membangun demokrasi dalam sebuah masyarakat yang menemukan justifikasinya pada bekerjanya variable ekonomi sebagai penjelas. Aakan tetapi, pengalaman Indonesia justru menunjukkan sebaliknya. Economic society dipandang gagal dalam upaya memfasilitasi masyarakat kea rah yang lebih demokratis. Sejarah kelahiran kelas menengah Indonesia yang sepenuhnya diturunkan dari negara menjadikan kelompok ini sekedar kepanjangan tangan ekonomi dari kebiasaan politik negara. Kelas ini lebih banyak berfungsi untuk melayani kepentingan politik kekuasaan negara dan gagal menghadirkan diri sebagai alternative jawaban terhadap negara. Ketika negeri ini dilanda badai krisis ekonomi , kelompok yang sering disebut kelas menengah itu tidak hanya goyah, lebih dari itu tak sedikit yang bangkrut.
Potensi-potensi yang dimiliki oleh organisasi-organisasi social keagamaan itu merupakan modal dasar bagi pengembangan civil society. Tak heran jika banyak kalangan mulai menaruh harapan besar terhadap pengembangan civil society di negeri ini. Semakin banyak kalangan yang meletakkan civil society sebagai jawaban terhadap banyak persoalan di Indonesia, termasuk jawaban atas dominasi negara dan militer. Kondisi ini semakin diperkuat oleh transformasi kekuasaan yang ditandai dengan runtuhnya orde baru, Indonesia sedang berada dalam masa transisi menuju demokrasi.