Detail Katalog
ID: 6011
Gerakan pembaruan Muhammdiyah / Weinata Sairin
Edisi: Cet.1
Pengarang:
Sairin, Weinata
Sairin, Weinata
Penerbit:
pustaka sinar harapan,
pustaka sinar harapan,
Tempat Terbit:
Jakarta :
Jakarta :
Tahun Terbit:
1995
1995
Bahasa:
ind
ind
Subjek
Islam - Muhammdiyah
Deskripsi Fisik:
146 hlm. ; 20 cm.
146 hlm. ; 20 cm.
ISBN:
9794163457
9794163457
Nomor Panggil:
297.65 Sai g
297.65 Sai g
Control Number:
INLIS000000000005816
INLIS000000000005816
BIB ID:
0010-0919000111
0010-0919000111
Catatan
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta tanggal 18 November 1912, merupakan gerakan pembaruan Islam terbesar di Indonesia. Gerakan pembaruan dalam Islam yang disebut gerakan Modern atau gerakan Reformasi adalah gerakan yang dilakukan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Harun Nasution membagi sejarah Islam dalam 3 bagian yaitu : periode klasik (650-1250M), periode pertengahan (1250-1800), periode modern yang dimulai tahun 1800 M, mengakui bahwa ide-ide Islam sudah mulai muncul. Diawali dengan munculnya kerjaan Usmani, Turki yang mulai memerintah tahun 1720, kerajaan India oleh pemuka Islam Syah Waliullah yang memerintah tahun 1703 - 1762) dan kerajaan Arabia,dengan pelopornya Abd-Al Wahab yang memerintah tahun (1703 - 1787).Muhamadiyah sebagai gerakan pembaruan Islam di Indonesia lahir atas dorongan kondisi-kondisi yang hadir dan mengitari dunia Islam di Indonesia pada permulaan abad ke-20, antara lain kondisi sosial-politik, kultural dan keagamaan. Pengamat Deliar Noer berpendapat, bahwa pada pertengahan abad ini banyak orang Islam Indonesia mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkomptisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen dan perjuangan untuk maju dibagian-bagian lain Asia apabila mereka terus melanjutkan cara-cara kegiatan tradisional. dalam menegakkan Islam.
K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang kyai yang pada waktu kecilnya bernama Muhammad Darwis, seorang tokoh Islam di sebuah Kampung bernama Kauman di kota Yogyakarta, PEmikiran dan pengaruhnya sangat besar dalam gerakan Muhammadiyah. Sejak kecil hingga dewasa Muhamad Darwis atau K.H. Ahmad Dahlan belajar agama dan mengaji Al_Qur'an di Kampung Kauman Yogyakarta. Ilmu fiqih, falaki, nahwu dan hadist telah dipelajari.Ia membantu ayahnya mengajar pada anak-anak, dan orang dewasa mewakili ayahnya. Hal ini yang menyebabkan masyarakat yakin akan kesalehan Ahmad Dahlan. Jasanya yang besar di berbagai bidang diakui oleh Pemerintah ketika Presiden Soekarno dalam surat Keputusan No.75 tahun 1961 tanggal 27 Desember menetapkan Ahmad Dahlan sebagai pahlawan Nasional. Beberapa gagasan K.H. Ahmad Dahlan yaitu, tentang kiblat, hari raya Idul Fitri, penolakan terhadap bid'ah dan khurafat dan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah yang dikelola pemerintah. Gagasan yang terakhir yang dirintisnya inilah yang melahirkan pendirian sekolah2 agama di Kauman.
Penghayatan dan pendalaman Ahmad Dahlan terhadap ayat2 ini mendorong dia kearah pemikiran mendirikan sebuah organisasi yang berjuang untuk menegakkan nilai-nilai kebajikan di tengah-tengah dunia, maka pada tanggal 18 November 1912 secara resmi didirikan organisasi Muhammadiyah. Dalam sejarah Indonesia Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang nyata dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Partisipasi Muhammadiyah di berbagai bidang itu dilaksanakan dalam konteks perwujudan misi Muhammadiyah yaitu mengislamkan mereka yang belum Islam, serta meningkatkan kesadaran agama bagi mereka yang telah memeluk agama Islam. Dalam rangka melaksanakan partisipasinya Muhammadiyah memiliki landasan serta dasar yang kukuh baik dari segi pandangan keagamaan maupun dari segi konstitusional. Surat 9 (At taubah), ayat 105 dan Surat 41 (fushshilat), ayat 33-34. Bentuk-bentuk partisipasi Muhammadiyah dapat dikategorikan dalam tiga utama, yaitu Bidang Agama, Bidang Pendidikan dan Bidang Kemasyarakatan.
Sikap Muhammadiyah terhadap Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa telah dimulai sejak rumusan Pancasila itu sendiri ditetapkan untuk dimasukkan dalam naskah pembukaan UUD 1945. Dimana kata-kata tersebut berbunyi "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.". Dengan bertolak dari peran yang pernah dilakukannya pada tanggal 18 Agustus 1945, yang memiliki nilai-nilasi sejarah yang penting, terutama dalam hubungannya dengan perumusan Pancasila sebagai dasar negara, maka Muhammadiyah sejak semula dan sepanjang perjalanan hidupnya, tidak meragukan Pancasila. Muhammadiyah mencantumkan pancasila sebagai asas dalam anggaran dasarnya, adalah dengan pengertian, bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah keimanan kepada Allah Subhanawata'ala (tauhid).Artinya bahwa Pancasila yang ditetapkan sebagai asas dalam Muhammadiyah itu adalah Pancasila yang sila pertamanya berdimensi tauhid sebagaimana yang mereka telah sepakati melalui Ki Bagus Hadikusumo pada tanggal 18 Agustus 1945.(Tp).
K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang kyai yang pada waktu kecilnya bernama Muhammad Darwis, seorang tokoh Islam di sebuah Kampung bernama Kauman di kota Yogyakarta, PEmikiran dan pengaruhnya sangat besar dalam gerakan Muhammadiyah. Sejak kecil hingga dewasa Muhamad Darwis atau K.H. Ahmad Dahlan belajar agama dan mengaji Al_Qur'an di Kampung Kauman Yogyakarta. Ilmu fiqih, falaki, nahwu dan hadist telah dipelajari.Ia membantu ayahnya mengajar pada anak-anak, dan orang dewasa mewakili ayahnya. Hal ini yang menyebabkan masyarakat yakin akan kesalehan Ahmad Dahlan. Jasanya yang besar di berbagai bidang diakui oleh Pemerintah ketika Presiden Soekarno dalam surat Keputusan No.75 tahun 1961 tanggal 27 Desember menetapkan Ahmad Dahlan sebagai pahlawan Nasional. Beberapa gagasan K.H. Ahmad Dahlan yaitu, tentang kiblat, hari raya Idul Fitri, penolakan terhadap bid'ah dan khurafat dan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah yang dikelola pemerintah. Gagasan yang terakhir yang dirintisnya inilah yang melahirkan pendirian sekolah2 agama di Kauman.
Penghayatan dan pendalaman Ahmad Dahlan terhadap ayat2 ini mendorong dia kearah pemikiran mendirikan sebuah organisasi yang berjuang untuk menegakkan nilai-nilai kebajikan di tengah-tengah dunia, maka pada tanggal 18 November 1912 secara resmi didirikan organisasi Muhammadiyah. Dalam sejarah Indonesia Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang nyata dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Partisipasi Muhammadiyah di berbagai bidang itu dilaksanakan dalam konteks perwujudan misi Muhammadiyah yaitu mengislamkan mereka yang belum Islam, serta meningkatkan kesadaran agama bagi mereka yang telah memeluk agama Islam. Dalam rangka melaksanakan partisipasinya Muhammadiyah memiliki landasan serta dasar yang kukuh baik dari segi pandangan keagamaan maupun dari segi konstitusional. Surat 9 (At taubah), ayat 105 dan Surat 41 (fushshilat), ayat 33-34. Bentuk-bentuk partisipasi Muhammadiyah dapat dikategorikan dalam tiga utama, yaitu Bidang Agama, Bidang Pendidikan dan Bidang Kemasyarakatan.
Sikap Muhammadiyah terhadap Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa telah dimulai sejak rumusan Pancasila itu sendiri ditetapkan untuk dimasukkan dalam naskah pembukaan UUD 1945. Dimana kata-kata tersebut berbunyi "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.". Dengan bertolak dari peran yang pernah dilakukannya pada tanggal 18 Agustus 1945, yang memiliki nilai-nilasi sejarah yang penting, terutama dalam hubungannya dengan perumusan Pancasila sebagai dasar negara, maka Muhammadiyah sejak semula dan sepanjang perjalanan hidupnya, tidak meragukan Pancasila. Muhammadiyah mencantumkan pancasila sebagai asas dalam anggaran dasarnya, adalah dengan pengertian, bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah keimanan kepada Allah Subhanawata'ala (tauhid).Artinya bahwa Pancasila yang ditetapkan sebagai asas dalam Muhammadiyah itu adalah Pancasila yang sila pertamanya berdimensi tauhid sebagaimana yang mereka telah sepakati melalui Ki Bagus Hadikusumo pada tanggal 18 Agustus 1945.(Tp).
Status
Tersedia di OPAC
Bibliografi Nasional Indonesia
Karya Tulis Ilmiah Nasional
Informasi Eksemplar & Metadata
Nomor Barcode | Nomor Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
B1902935 |
297.65 Sai g |
Dapat dipinjam | Perpustakaan LAN Jakarta | Tersedia |
Aksi Cepat
Informasi Katalog
Ditambahkan: 19 Sep 2019