Detail Katalog
ID: 6513
Etika komunikasi kantor : Sebagai landasan pembinaan tenaga kerja jilid 2. / E. Martono
Edisi: Cet.2
Pengarang:
Martono, E.
Martono, E.
Penerbit:
Karya Utama,
Karya Utama,
Tempat Terbit:
Jakarta :
Jakarta :
Tahun Terbit:
1991
1991
Bahasa:
ind
ind
Subjek
etika komunikasi, kantor
Deskripsi Fisik:
vii, 179 hlm. : ilus ; 21 cm
vii, 179 hlm. : ilus ; 21 cm
ISBN:
9798022025
9798022025
Nomor Panggil:
302.2 Mar e
302.2 Mar e
Control Number:
INLIS000000000006318
INLIS000000000006318
BIB ID:
0010-0120000005
0010-0120000005
Catatan
Pola dasar komunikasi secara sederhana dapat dilukiskan sebagai tukar menukar informasi antara dua pelaku, yakni pelaku pengirim dan pelaku penerima informasi. Bila pelaku pengirim hanya beraktivitas menyampaikan informasi kepada pelaku penerima, maka ini masih bersifat sepihak. Komunikasi yang berhasil dan efektif akan melibatkan pelaku pengirim, penerima, media dan faktor-faktor pengaruh dari dua pelaku yang menggunakan lambang-lambang komunikasi. Lambang berarti tanda yang memiliki informasi khusus dan berlaku di dalam kelompok masyarakat tertentu.Rumusan sebagai pegangan dalam komunikasi sebagai bahan bandingan penelusuran pengertian tentang lambang dapat disebutkan antara lain, sebagai "tanda-tanda yang berarti sesuatu, karena merupakan pencerminan dari pada kenyataan obyektif di sekeliling kita.
Demikian pula dalam pergaulan manusia, lambang-lambang juga diperlukan dalam rangka untuk berkomunikasi baik dalam kelompok maupun secara individu. Sebagai individu manusia bergaul dengan manusia lainnya di masyarakat.Pergaulan itu penting bagi manusia, sebagai sarana menyalurkan hasrat sosial, dipenuhi dan dipuaskan. Pendek kata manusia adalah mahluk sosial, yang selalu membutuhkan pergaulan, berhubungan dengan manusia yang lain.
Manusia dalam berhubungan dengan manusia lain terbentuk dalam kelompok atau masyarakat kelompok tertentu.
Pergaulan atau hubungan manusia juga terjadi di tempat kerja, kantor. Pegawai betapapun tingkat kedudukannya dalam jenjang organisasi tentu melakukan hubungan baik untuk kepentingan kelancaran tugas maupun kepentingan pribadi. Melakukan hubungan satu dengan yang lain sesama pegawai dalam suatu kantor, itulah yang dikenal dengan istilah hubungan antar manusia secara intern. Berbagai kegiatan di kantor dilakukan bertitik tuju yang sama, yaitu keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan hubungan antar manusia ditentukan oleh bagaimana cara berbicara, disamping bahasa sebagai fungsi penting dalam percaturan hubungan antar manusia. Berbicara adalah seni.Berbicara dapat dipelajari dan dilatih melalui tehnik tertentu sehingga pembicaraan dapat berlangsung dengan menyenangkan.
Berbicara dalam rangka hubungan antar manusia di kantor sangat penting, khususnya dalam rapat. Berbicara dalam rapat merupakan suatu keharusan, karena hak berbicara serta mengeluarkan pendapat di jamin oleh tertib berapat. Berbicara dalam rapat hendaknya dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan menjual dan membeli ide. Menjual berarti peserta dijamin haknya mengeluarkan pendapat dan melemparkan gagasan ke arena rapat. Membeli berarti memberikan tanggapan positif terhadap ide-ide, gagasan yang diajukan ke forum rapat.
Membeli dan menjual ide atau gagasan peserta dituntut untuk bersikap rational, berfikir secara jernih ketika memandang persoalan yang dikemukakan oleh peserta rapat lainnya. Pendapat yang rasional ini dapat terwujud kalau para peserta rapat mengjukan persoalannya secara sistematis, mudah diikuti serta menggunakan bahasa yang mudah ditanggapi dan dikemukakan dengan teknik berbicara yang meyakinkan sehingga isi serta pandangan pendapat dalam rapat mudah dicerna oleh pesertanya. Yang paling sulit dalam berbicara di dalam rapat ialah meyakinkan kepada para pendengar peserta rapat. Dalam hal ini, maka perlu diusahakan pembicaraan dapat disampaikan secara menarik dengan berbagai teknik berbicara guna memberikan keyakinan kepada pendengarnya dan kemudian menerima ide, argumentasi dan gagasan yang disampaikan.
Oleh karena itu, peserta rapat mempunyai kewajiban untuk menjadi pendengar yang baik. Hindari berbisik-bisik di ruang rapat. Majukanlah hal-hal yang mengusik pemikiran bersama dan problematik yang berguna untuk kepentingan bersama. Menjadi pendengar yang baik sebenarnya tidak sulit, namun tidak mudah melakukan, karena pada prinsipnya orang lebih senang mengemukakan keadaan dirinya dibandingkan mendengarkan keadaan orang lain. (Tp)
Demikian pula dalam pergaulan manusia, lambang-lambang juga diperlukan dalam rangka untuk berkomunikasi baik dalam kelompok maupun secara individu. Sebagai individu manusia bergaul dengan manusia lainnya di masyarakat.Pergaulan itu penting bagi manusia, sebagai sarana menyalurkan hasrat sosial, dipenuhi dan dipuaskan. Pendek kata manusia adalah mahluk sosial, yang selalu membutuhkan pergaulan, berhubungan dengan manusia yang lain.
Manusia dalam berhubungan dengan manusia lain terbentuk dalam kelompok atau masyarakat kelompok tertentu.
Pergaulan atau hubungan manusia juga terjadi di tempat kerja, kantor. Pegawai betapapun tingkat kedudukannya dalam jenjang organisasi tentu melakukan hubungan baik untuk kepentingan kelancaran tugas maupun kepentingan pribadi. Melakukan hubungan satu dengan yang lain sesama pegawai dalam suatu kantor, itulah yang dikenal dengan istilah hubungan antar manusia secara intern. Berbagai kegiatan di kantor dilakukan bertitik tuju yang sama, yaitu keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan hubungan antar manusia ditentukan oleh bagaimana cara berbicara, disamping bahasa sebagai fungsi penting dalam percaturan hubungan antar manusia. Berbicara adalah seni.Berbicara dapat dipelajari dan dilatih melalui tehnik tertentu sehingga pembicaraan dapat berlangsung dengan menyenangkan.
Berbicara dalam rangka hubungan antar manusia di kantor sangat penting, khususnya dalam rapat. Berbicara dalam rapat merupakan suatu keharusan, karena hak berbicara serta mengeluarkan pendapat di jamin oleh tertib berapat. Berbicara dalam rapat hendaknya dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan menjual dan membeli ide. Menjual berarti peserta dijamin haknya mengeluarkan pendapat dan melemparkan gagasan ke arena rapat. Membeli berarti memberikan tanggapan positif terhadap ide-ide, gagasan yang diajukan ke forum rapat.
Membeli dan menjual ide atau gagasan peserta dituntut untuk bersikap rational, berfikir secara jernih ketika memandang persoalan yang dikemukakan oleh peserta rapat lainnya. Pendapat yang rasional ini dapat terwujud kalau para peserta rapat mengjukan persoalannya secara sistematis, mudah diikuti serta menggunakan bahasa yang mudah ditanggapi dan dikemukakan dengan teknik berbicara yang meyakinkan sehingga isi serta pandangan pendapat dalam rapat mudah dicerna oleh pesertanya. Yang paling sulit dalam berbicara di dalam rapat ialah meyakinkan kepada para pendengar peserta rapat. Dalam hal ini, maka perlu diusahakan pembicaraan dapat disampaikan secara menarik dengan berbagai teknik berbicara guna memberikan keyakinan kepada pendengarnya dan kemudian menerima ide, argumentasi dan gagasan yang disampaikan.
Oleh karena itu, peserta rapat mempunyai kewajiban untuk menjadi pendengar yang baik. Hindari berbisik-bisik di ruang rapat. Majukanlah hal-hal yang mengusik pemikiran bersama dan problematik yang berguna untuk kepentingan bersama. Menjadi pendengar yang baik sebenarnya tidak sulit, namun tidak mudah melakukan, karena pada prinsipnya orang lebih senang mengemukakan keadaan dirinya dibandingkan mendengarkan keadaan orang lain. (Tp)
Status
Tersedia di OPAC
Bibliografi Nasional Indonesia
Karya Tulis Ilmiah Nasional
Informasi Eksemplar & Metadata
Nomor Barcode | Nomor Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
B1903580 |
302.2 Mar e |
Dapat dipinjam | Perpustakaan LAN Jakarta | Tersedia |
Aksi Cepat
Informasi Katalog
Ditambahkan: 06 Jan 2020