Perpustakaan Pusat LAN RI

politik

Sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan social, ekonomi dan budaya di mana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya. Oleh karena itu sosialisasi politik dalam beberapa hal merupakan konsep kunci sosiologi politik. Pertama, ketiga konsep lain mengenai partisipasi , perekrutan dan komunikasi erat berkaitan dengan sosialisasi politik-partisipasi dan perekrutan merupakan variabel dependen yang parsial dari sosialisasi dan komunikasi, karena keduanya menyajikan elemen dinamis dalam sosialisasi. Kedua, sosialisasi politik memperlihatkan interaksi dan interdependensi perilaku sosial dan perilaku politik. Sebagai akibat wajar yang penting dari interaksi dan interdependensinya, ia menunjukkan interdependensi dari ilmu-ilmu social pada umumnya, sosiologi, dan ilmu politik pada khususnya. Sedikit banyak, pentingnya sosialisasi politik telah lama diakui, walaupun dalam waktu belakangan ini lebih bersifat implisit daripada eksplisit. Umpamanya, begitu suatu jenis asosiasi di antara ciri-ciri pribadi dari individu-individu dan perilaku memilih telah terbentuk melalui bermacam-macam tipe studi electoral, maka sekian banyak penjelasan menunjukkan beberapa bentuk sosialisasi.
Pengalaman dan nilai yang dianut, katakanlah oleh seorang pekerja kasar berbangsa Inggeris adalah sedemikian rupa, sehingga ia lebih mirip dengan seorang non-pekerja kasar yang memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan menganut nilai-nilai yang berbeda pula –dalam memberikan suaranya bagi Partai Buruh. Sampai dengan publikasi Herbert Hyman pada tahun 1959 mengenai sosialisasi politik, perlakuan para ilmuwan politik mengenai konsep tersebut boleh dikata lebih fragmentaris sifatnya daripada sistematis. Pengabaian secara relatif oleh para ilmuwan politik dalam banyak segi adalah mengherankan, karena para filsuf politik sudah sejak lama menekankan masalah pentingnya apa yang termasuk dalam sosialisasi politik, atau paling sedikit terhadap manifestasi khususnya, sedang banyak politisi telah menyadari nilai dari pendidikan politik. Baik Plato maupun Aristoteles menekankan betapa pentingnya melatih para anggota masyarakat untuk berbagai tipe aktivitas politik.