=LDR 00000nam 2200000 4500 =001 INLIS000000000003328 =005 20190807093918 =035 ##$$a 0010-0718003328 =008 190807################g##########0#ind## =020 ##$$a 9793381418 =041 $$a id =082 ##$$a 27598 =090 $$a 27598 Sin i =100 #$$a Sinaga, Martin Lukito =245 1#$$a Identitas Poskolonial "Gereja Suku" dalam Masyarakat Sipil /$c Martin Lukito Sinaga =260 ##$$a Yogyakarta :$b PT LKiS Pelangi Aksara,$c 2004 =300 ##$$a xxvii, 173 hlm. ; $c 21 cm =650 #$$a 1. Gereja Suku 2. Masyarakat sipil =084 ##$$a 27598 Sin i =250 ##$$a Cet.1 =520 ##$$a Identitas poskolonial Gereja-Suku dalam Masyarakat Sipil. Begitulah martin memberi judul. Itu bukan sekedar judul. Secara semiotik, judul juga punya fungi kode hermeneutik, kode enigmatik. Apa itu Gereja -Suku? Apa itu Poskolonial? Apa itu masyarakat sipil? Kemudian, apa maknanya seluruh frase itu dalam seluruh teks buku Martin? martin mula-mula menelusuri pembentukan Gereja -suku di Simalungun. Dinamika pembentukan ini terjadi lewat proses negosiasi "panas" antara tradisi keagamaan lokal dan tradisi gereja "universal" (lokal-Jerman). Martin menunjukkan bahwa negosiasi itu ada, dijalankan dengan sengaja, seperti dilakukan oleh Saragih dengan penerjemahan Injil kedalam bahasa setempat. Bukan hanya itu. Negosiasi juga terjadi lewat sekolah dan pembentukan berbagai lembaga yang secara sepintas berjalan begitu saja, tanpa self-conscioussness, tanpa resistensi. Konflik yang terjadi dalam komunitas gereja di Simalungun pada waktu itu, disorot Martin dari perspektif pembentukan identitas gereja lokal. =856 ##$$a Perpustakaan Lembaga Administrasi Negara =990 ##$$a 04088255 =990 ##$$a 04088255 =990 ##$$a 04088255